Yogyakarta, EKOIN.CO — Program Sekolah Rakyat, salah satu kebijakan prioritas Presiden Prabowo Subianto, mulai diimplementasikan dengan proses verifikasi ketat untuk memastikan tepat sasaran. Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono melakukan kunjungan langsung ke rumah calon penerima manfaat di Yogyakarta, Sabtu (10/5/2025), guna memastikan mereka benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu.
“Perintah Bapak Presiden dalam Sidang Kabinet sangat jelas, Sekolah Rakyat harus dibuka tahun ini, dan dimulai dari anak-anak yang benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu. Kami ground checking ke berbagai daerah. Makassar, Jawa Timur, sekarang Yogyakarta dan hari ini kami bertemu langsung dengan Galuh dan Alfian,” tegas Agus Jabo.
Kondisi Keluarga Alfian: Tinggal di Rumah Lapuk, Adik Lumpuh Layu
Alfian (15), calon siswa Sekolah Rakyat, tinggal bersama keluarganya di Desa Ngestiharjo, Bantul. Rumah semi-permanen itu berdinding papan lapuk dan beratapkan seng bekas yang tidak sepenuhnya melindungi dari hujan dan angin. Ayahnya, Ngadiman, bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan pas-pasan.
Di sudut ruangan sempit, adik Alfian yang mengalami lumpuh layu terbaring di kasur tipis. “Saya berharap bisa diterima di Sekolah Rakyat, selain dekat dari rumah, halamannya luas dan saya pernah main ke sana. Saya ingin membantu keluarga dan bisa menjadi kebanggaan mereka,” ujar Alfian.
Agus Jabo menyemangati Alfian agar tetap berjuang meraih cita-citanya. “Mudah-mudahan tahun ini, bulan Juli bisa dibuka. Supaya Alfian nanti bisa sekolah di sana. Kan dekat sekolahnya. Jadi kalau kangen sama ibu segala macam, nanti ibu datang,” katanya.
Galuh: Anak Yatim yang Berharap Lanjut Pendidikan
Setelah dari rumah Alfian, Agus Jabo melanjutkan kunjungan ke rumah Galuh (14), yang baru lulus SMP. Ayahnya telah meninggal, sementara ibunya bekerja sebagai juru masak dengan penghasilan Rp1–1,5 juta per bulan untuk menghidupi empat anak.
“Situasi seperti ini sangat umum di lapangan, penghasilan hanya Rp1 juta–Rp1,5 juta per bulan untuk menghidupi satu keluarga. Dalam kondisi seperti ini, membiayai sekolah anak-anak tentu sangat berat. Maka Sekolah Rakyat menjadi solusi nyata untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi,” jelas Agus Jabo
Kakak Galuh, Laras, mengungkapkan rasa syukurnya. “Terima kasih buat Bapak Presiden sudah memberikan program Sekolah Rakyat ini, untuk kami dan keluarga. Terima kasih juga pak menteri dan wakil menteri,” ujarnya.
Sekolah Rakyat: Bukan Hanya Pendidikan, tapi Juga Keterampilan
Agus Jabo menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak hanya menyediakan akses pendidikan formal, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan vokasional. “Kalau setelah luka SMA anak-anak belum bisa kuliah, mereka sudah siap kerja. Sekolah Rakyat akan membekali keterampilan yang relevan,” tambahnya.
Pemerintah menargetkan pembukaan 100 Sekolah Rakyat pada 2025, dengan tahap awal di 53 lokasi. Program ini diharapkan menjadi solusi konkret bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa terbebani biaya.