Jakarta, EKOIN.CO — Suasana kemegahan candi warisan dunia menjadi saksi perayaan Hari Tari Sedunia yang digelar oleh Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Klaten, Minggu (27/4/2025). Sebanyak 426 penari dari 23 sanggar tari di wilayah Klaten ambil bagian dalam Parade Tari Klaten Obah Bareng #2, yang berlangsung di Lapangan Sentono, kawasan Taman Wisata Candi Prambanan.
Parade dimulai dengan flashmob massal yang menyatukan para penari dari berbagai usia dan latar belakang. Di bawah bayang-bayang megah Candi Prambanan, mereka menari bersama dengan semangat dan harmoni. Transisi kemudian mengalir ke sesi penampilan tari dari masing-masing sanggar, seperti Tari Ikan, Tari Payung Juwiring, dan Tari Kitiran, yang menggambarkan kekayaan budaya lokal Klaten.
Kegiatan ini bukan hanya menyemarakkan Hari Tari Sedunia, namun juga diharapkan bisa menumbuhkan potensi seni budaya khususnya seni tari yang ada di Kabupaten Klaten. Ketua FSST Klaten, Muhammad Qowim, menekankan bahwa kegiatan ini mengandung pesan yang lebih dalam dari sekadar pertunjukan seni.
”Ini bukan hanya kerja kesenian, namun juga diharapkan bisa membawa pesan perdamaian untuk bumi, dan kehidupan di dalamnya. Pesan luar biasa ini terinspirasi bagaimana kebudayaan Nusantara kita, termasuk Candi Prambanan yang merupakan simbol perdamaian,” ujar Qowim, Minggu (27/4/2025).
Ia menambahkan, melalui parade tari ini diharapkan terbentuk kembali ekosistem yang mendukung kehidupan para pekerja seni tari di Klaten. “Ke depan kami berharap yang hadir dalam peringatan ini tidak hanya dari kalangan sanggar tari di Klaten, tapi juga dari kampus-kampus, seniman lintas sektor, termasuk pelukis dan pemusik. Kami juga cukup berbangga hari ini ada sanggar dari perguruan silat PSHT yang turut hadir,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menyatakan bahwa parade ini menjadi bukti kekayaan seni tari Klaten yang mengandung nilai-nilai budaya mendalam. Ia juga menggarisbawahi pentingnya seni tari dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat akan keberagaman.
“Seni tari sebagai bagian kebudayaan, juga memiliki peran penting dalam pendidikan masyarakat tentang keragaman budaya. Peningkatan kesadaran budaya melalui seni tari, dapat memupuk toleransi dan penghargaan terhadap kepada perbedaan,” ujar Hamenang.
Sementara itu, GM Prambanan & Ratu Boko, Ratno Timur, menyatakan dukungannya terhadap gelaran ini sebagai bagian dari komitmen jangka panjang dalam mendukung pelestarian dan pengembangan budaya. Ia membuka peluang rutin bagi para seniman tari untuk tampil di kawasan wisata Candi Prambanan.
“Bagaimana nanti kalau teman-teman tari ini bisa kita sediakan setiap minggu—setiap bulan bisa pentas di sini. Karena kami ini adalah industri pariwisata, ada budayanya, ada seninya, seni tari, seni musik apa saja itu bisa memperkaya kegiatan-kegiatan untuk mendukung industri pariwisata. Mudah-mudahan, agenda-agenda ini bisa segera terlaksana,” pungkasnya.
Dengan sinergi antara pemerintah, penggiat seni, dan pengelola destinasi, Parade Tari Klaten Obah Bareng #2 diharapkan menjadi awal dari kebangkitan seni budaya di Klaten, sekaligus memperkuat posisi Prambanan sebagai panggung budaya nasional.