Jakarta, EKOIN.CO — Puisi, lebih dari sekadar untaian kata, adalah nyawa yang hidup di antara pergulatan batin, pergantian zaman, serta harapan manusia. Hari ini, puisi menjadi ruang refleksi bagi kita semua, untuk sejenak merenungi perjalanan bangsa dan diri, lewat suara-suara lirih namun menggetarkan.
Di era digital seperti sekarang, puisi tetap menemukan tempatnya. Di media sosial, panggung-panggung virtual, hingga acara komunitas literasi, puisi terus disuarakan dengan berbagai bentuk kreatif, menghubungkan lintas generasi dalam simpul rasa yang sama.
Sebagai media online yang peduli pada keberagaman ekspresi kreatif, EKOIN.CO mengajak pembaca untuk kembali menyelami puisi: membaca, menulis, dan merayakannya. Karena di tengah riuhnya dunia, puisi mengajarkan kita untuk tetap peka, berpikir dalam, dan berbicara dengan hati.
Mari jadikan Hari Puisi Nasional bukan sekadar peringatan, tetapi juga perayaan atas keberanian untuk terus bermakna. Sebab, seperti yang pernah ditulis Chairil Anwar, “Aku ingin hidup seribu tahun lagi” — dan melalui puisi, suara kita pun bisa abadi. (*)
Selamat Hari Puisi Nasional 2025!
Teruslah menulis, teruslah bermakna.
Penulis : Febrina Lesisie Tantina