JAKARTA, EKOIN.CO – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menghentikan sementara operasional setidaknya 15 pesawatnya akibat kesulitan membayar biaya perawatan. Hal ini dikonfirmasi melalui laporan Bloomberg pada Senin (5/5/2025), yang menyebutkan langkah ini sebagai indikasi kegagalan rencana pemulihan maskapai.
Menurut sumber dalam laporan tersebut, beberapa pemasok kini meminta pembayaran di muka untuk suku cadang dan jasa perbaikan karena kekhawatiran atas kondisi keuangan Garuda. Mayoritas pesawat yang di-grounding merupakan bagian dari armada PT Citilink Indonesia, anak perusahaan Garuda.
Data dari Cirium, perusahaan pelacak armada penerbangan, menunjukkan bahwa Garuda saat ini mengoperasikan 66 pesawat, sementara 14 lainnya disimpan. Langkah ini terjadi di tengah upaya maskapai memperbaiki kinerja keuangan di bawah kepemimpinan CEO baru, Wamildan Tsani Panjaitan, yang ditunjuk akhir 2024.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto sebelumnya menyatakan keinginannya untuk meningkatkan profitabilitas Garuda dan memperluas jaringan internasionalnya. Namun, tantangan seperti regulasi harga tiket domestik yang ketat dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin memberatkan operasional maskapai.
“Akibatnya, Garuda bukan satu-satunya maskapai dengan lebih banyak pesawat yang tidak beroperasi karena kesulitan pembayaran perawatan,” ujar sumber Bloomberg.