Jakarta, EKOIN.CO – Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong terciptanya lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui berbagai inisiatif ramah lingkungan. Sebagai institusi keuangan yang memiliki peran penting dalam pembangunan nasional, Bank Mandiri percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga bagian integral dari strategi bisnis jangka panjang.
Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan secara konsisten mengintegrasikan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasional dan produk layanannya. Inisiatif ini mencakup upaya pengurangan emisi karbon, pengelolaan limbah, efisiensi energi, serta pelibatan masyarakat dalam kampanye sadar lingkungan. Melalui langkah-langkah ini, Bank Mandiri berupaya menjadi pelopor dalam transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, Bank Mandiri mengukuhkan kembali komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan melalui peluncuran program Drop Box Daur Ulang di kantor pusat mereka, Plaza Mandiri dan Menara Mandiri, Jakarta.
Program ini menjadi bagian dari kampanye Mandiri Looping for Life, sebuah inisiatif berkelanjutan yang mendukung ekonomi sirkular di Indonesia. Drop Box tersebut disediakan sebagai wadah bagi karyawan dan pengunjung untuk menyumbangkan pakaian bekas layak pakai (gently used), yang nantinya akan dipilah dan diolah oleh mitra sosial Bank Mandiri, yakni Pable.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, mengungkapkan bahwa inisiatif ini dirancang untuk mengurangi limbah tekstil yang diketahui menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di sektor rumah tangga.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan, melalui inovasi dan peran aktif yang bertujuan untuk meningkatkan nilai guna berbagai sumber daya, sebagai bagian dari tanggung jawab kami terhadap lingkungan dan masyarakat. Kami percaya melalui inisiatif ini, Bank Mandiri dapat berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Ossy, sapaan akrab Ashidiq, dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Rabu (23/4).
Transisi menuju konsumsi yang lebih bertanggung jawab menjadi fokus utama perusahaan, yang juga melibatkan komunitas sekitar dan para pemangku kepentingan dalam proses daur ulang. Program ini diharapkan mampu mendorong perubahan pola pikir dan kebiasaan dalam pengelolaan barang bekas, serta menciptakan manfaat sosial yang konkret.
Selain program daur ulang, Bank Mandiri juga menekankan penggunaan teknologi untuk mengurangi jejak karbon. Bank ini telah menerapkan sistem pelacakan karbon digital guna memantau emisi operasional secara terukur dan transparan. Berdasarkan data yang dapat diakses melalui dashboard ESG di https://esg.bankmandiri.co.id, emisi gas rumah kaca (GRK) berhasil ditekan hingga 33% sejak tahun 2019, dari 359 tCO2e menjadi 239 tCO2e pada akhir 2024.
Upaya Bank Mandiri tidak berhenti di sana. Dari sisi operasional, perusahaan telah memperkuat penerapan prinsip karbon netral dengan menambah jumlah kendaraan listrik dan hybrid menjadi 404 unit, membangun 26 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), serta memasang 870 panel surya.
Selaras dengan visi keberlanjutan, Bank Mandiri juga mengembangkan jaringan gedung ramah lingkungan yang saat ini mencakup tiga gedung hijau dan sepuluh kantor berkonsep hijau. Digitalisasi turut dioptimalkan melalui aplikasi Livin’ by Mandiri yang memfasilitasi transaksi tanpa tatap muka, berkontribusi dalam pengurangan emisi mobilitas dan konsumsi sumber daya.
“Upaya digitalisasi juga menjadi bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan, salah satunya melalui optimalisasi penggunaan aplikasi Livin’ by Mandiri. SuperApp ini memungkinkan nasabah dan karyawan melakukan transaksi tanpa harus datang ke kantor cabang, sehingga turut mengurangi emisi dari mobilitas dan konsumsi sumber daya seperti kertas dan energi listrik,” imbuh Ossy.
Melalui seluruh langkah tersebut, Bank Mandiri berharap dapat terus berkontribusi dalam mendorong perubahan perilaku menuju konsumsi yang lebih bertanggung jawab, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.