Jakarta, EKOIN – Halaman Balai Kota DKI Jakarta dipadati ratusan warga sejak subuh hari. Mereka antre dengan harapan menjadi Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan gaji sebesar Upah Minimum Kota (UMK) Jakarta Rp5.300.000. Antrean panjang ini menunjukkan tingginya kebutuhan masyarakat akan pekerjaan tetap di tengah sulitnya lapangan kerja. Dilansir cnbcindonesia.com .
Muhammad Ihda Rohmanu (22 tahun), lulusan SMA yang sudah tiga bulan menganggur, mengaku datang sejak pukul 07.00 WIB. “Saya dari jam tujuh udah antre, rame banget,” ujarnya kepada CNBC Indonesia. Ia membawa map berisi surat lamaran, fotokopi ijazah, surat kesehatan, dan hasil tes bebas narkoba.
Beragam Latar Belakang Pelamar
Mario Mulyono (45 tahun), mantan pekerja pabrik yang kini menjadi driver ojek online, juga mencoba peruntungan. “Disuruh scan barcode, eh munculnya malah berita. Saya dari jam 9 pagi di sini,” keluhnya tentang prosedur pendaftaran yang membingungkan.
Siti Zulfa (29 tahun), mantan penjaga toko di Mal Kota Kasablanka, datang lebih pagi lagi. “Sudah lima kali lamar kerja, belum ada yang manggil. Di sini katanya nggak batas umur, makanya saya coba,” tuturnya. Ia tiba di lokasi pukul 05.30 WIB dan sudah menemui ratusan pelamar lain.
Respons Pemprov DKI
Tingginya animo membuat Pemprov DKI kewalahan. Cyril Raoul Hakim, Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, mengatakan sedang menyiapkan sistem online. “Kami sedang membangun sistem online agar warga tidak perlu datang jauh-jauh ke Balai Kota,” jelasnya.
Pemprov juga mengimbau warga mengakses lowongan resmi di situs www.jakarta.go.id/loker. “Prosesnya akan berjalan tanpa ‘titipan’ dan intervensi,” tegas Cyril.
Harapan di Tengah Kesulitan
Masanas (40-an tahun), yang dipecat dari pabriknya saat pandemi, mewakili perasaan banyak pelamar. “Harapannya satu diterima, kedua buat bantu keluarga,” ujarnya lirih. Kisah-kisah serupa terlihat dari wajah lelah namun penuh harap para pelamar yang sebagian sudah menganggur berbulan-bulan.