Jakarta, EKOIN.CO — Kementerian Agama (Kemenags) memusatkan Gerakan Penanaman Sejuta Pohon Matoa di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, pada Selasa (22/4/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Bumi. Kegiatan ini disiarkan secara daring dan diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag serta tokoh masyarakat dari seluruh provinsi di Indonesia.
Sebagai pelaksana utama, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) menggandeng ribuan satuan kerja serta mitra keagamaan. Mereka terdiri dari Kantor Urusan Agama (KUA), Badan Kesejahteraan Masjid, Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) dengan para nazirnya, dan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.
“Kami memiliki banyak Satker dan mitra yang tersebar hingga tingkat komunitas, seperti Penyuluh Agama Islam, KUA, pengurus masjid, dan ormas Islam. Dengan melibatkan mereka dalam penanaman pohon matoa, kami berharap tumbuh kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga alam,” ujar Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad di Jakarta.
Abu menyampaikan bahwa pihaknya telah menginstruksikan sebanyak 38.000 Penyuluh Agama untuk menanam pohon sambil menyampaikan pesan pelestarian lingkungan kepada kelompok binaan mereka. Ia menambahkan, “Kami menginstruksikan seluruh Penyuluh Agama Islam untuk tidak hanya menanam, tapi juga mengajak masyarakat memahami pentingnya gerakan ini.”
Selain itu, sebanyak 5.914 KUA di seluruh Indonesia juga diminta menanam minimal 10 pohon di lingkungan kantor masing-masing. Program “Satu Catin, Satu Pohon” pun digagas untuk melibatkan para calon pengantin dalam aksi penghijauan.
“Kami berharap, dengan kebijakan ini, Catin ikut andil dalam penghijauan sejak awal membina rumah tangga,” imbuhnya.
Tidak hanya di Depok, penanaman pohon juga dilakukan di Unit Percetakan Al-Qur’an Ciawi, Bogor, dengan penanaman sepuluh pohon matoa. Abu menyebutkan bahwa jaringan masjid dan musala melalui Badan Kesejahteraan Masjid dan Dewan Kemakmuran Masjid turut diminta menanam 10 pohon matoa per unit, dengan target total 15.000 hingga 20.000 pohon tertanam.
“Selain penanaman, kami juga mendorong agar masjid dan musala menjadi lebih ramah lingkungan, melalui khotbah dan pengumuman yang mendukung gerakan ini,” kata Abu.
Gerakan ini juga mendapat dukungan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), lembaga amil zakat, serta Badan Wakaf Indonesia. “Saya baru mendapat laporan dari Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, bahwa sekitar 11.848 pohon telah ditanam oleh LPZ dan nazir di berbagai daerah,” ungkapnya.
Abu Rokhmad menegaskan peran penting ormas Islam dalam keberhasilan program ini. Menurutnya, ormas keagamaan memiliki jaringan sosial yang kuat untuk menggerakkan masyarakat secara lebih luas.
“Ormas keagamaan memiliki akar kuat di masyarakat. Keterlibatan mereka akan mempercepat pencapaian target sejuta pohon,” ujarnya.
Menutup keterangannya, Abu menyampaikan harapan agar gerakan ini tak berhenti hanya pada tahap tanam, tetapi juga berlanjut pada pemeliharaan dan pelestarian. “Melalui program ini, kami ingin menanamkan nilai-nilai konservasi alam di kalangan umat. Dengan kolaborasi berbagai pihak, kita dapat mewariskan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang,” tutupnya.